
Ketua Fraksi Golkar DPRD provinsi Bengkulu Mahdi Husen, mendesak PT Pelindo Regional 2 Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk segera menyelesaikan persoalan persoalan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang berdampak langsung pada ribuan warga Pulau Enggano.
“Kami meminta semua pihak terkait bersama-sama pemerintah provinsi bengkulu untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Apalagi ini sudah berdampak kepada ribuan masyarakat Pulau Enggano. Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu akan melakukan sidak dalam waktu dekat, karena persoalan ini belum juga teratasi,” tegas Mahdi, yang merupakan anggota komisi lll DPRD Provinsi Bengkulu ini, saat di hubungi forbengkulu.com, Sabtu, 12 April 2025.

Saat ini, PT Pelindo telah mengerahkan tiga unit excavator untuk pengerukan alur pelabuhan. Namun upaya tersebut belum menunjukkan hasil signifikan. Seluruh jenis kapal, baik pengangkut logistik maupun penumpang, masih belum bisa keluar maupun masuk ke Pelabuhan Pulau Baai.
Akibatnya, lebih dari 4.000 warga Pulau Enggano terancam terisolir. Transportasi laut sebagai satu-satunya jalur utama distribusi logistik dan mobilitas penduduk lumpuh total sejak lebih dari dua pekan terakhir.
“Tidak ada waktu lagi untuk saling menyalahkan, ini bukan terkait persoalan masa lalu atau siapa yang salah atas kejadian ini, kita harus bersama-sama secara cepat dan tepat menyelesaikan persoalan ini, dengan berbagai cara yang bisa dilakukan agar bisa menyelamatkan ribuan masyarakat bengkulu yang terkena dampak dari pendangkalan alur pelabuhan ini, ini bukan main-main, nyawa masyarakat,” tegas Mahdi.
Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu tengah menghadapi tantangan besar akibat pendangkalan alur pelayaran yang disebabkan oleh sedimentasi dan abrasi signifikan sepanjang Pantai Barat Bengkulu. Kondisi ini menghambat operasional pelabuhan yang menjadi salah satu penggerak utama perekonomian Provinsi Bengkulu.

Mahdi menegaskan perlunya langkah segera untuk mengatasi masalah ini. Ia menyerukan percepatan pengerukan alur pelabuhan dan pembangunan penahan abrasi. Penanganan alur pelabuhan ini sudah menjadi pekerjaan rumah sejak lama dan ini darurat segera diselesaikan,” ujar Mahdi.
Ia menekankan pentingnya pembagian tugas yang jelas antara PT Pelindo II dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Wilayah III Pulau Baai. Menurutnya, kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan agar tidak ada saling lempar tanggung jawab dalam menghadapi tantangan ini. “Tidak boleh ada saling lempar tanggung jawab. Semua pihak harus terlibat karena pelabuhan ini adalah salah satu penggerak ekonomi Bengkulu,” tegasnya.

General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu, S. Joko, juga menyampaikan bahwa alur pelayaran saat ini mengalami pendangkalan yang signifikan, dengan kedalaman hanya sekitar -2,9 meter LWS (Low Water Spring). Saat air pasang, kedalaman rata-rata bertambah sekitar 1,2 meter. Hal ini memaksa Pelindo untuk melakukan pengaturan jadwal kapal yang keluar masuk pelabuhan. “Kami juga memberikan rekomendasi metode Ship to Ship untuk memuat kargo unggulan seperti batu bara, di mana pemuatan dilakukan dari tongkang di dermaga dan diteruskan ke kapal besar di luar pelabuhan,” jelas Joko.
Ia menambahkan bahwa meskipun menghadapi tantangan besar, Pelindo tetap berkomitmen menjaga kelancaran pelayanan kepelabuhanan guna mendukung perekonomian Bengkulu. Sementara itu, Pemprov Bengkulu berharap koordinasi dan langkah konkret dapat segera direalisasikan. Dengan upaya tersebut, masalah pendangkalan diharapkan dapat teratasi sehingga operasional pelabuhan tetap berjalan optimal dan ekonomi daerah semakin kuat.
Langkah pengerukan alur pelabuhan dan pembangunan penahan abrasi menjadi prioritas dalam menyelesaikan masalah ini. Pemprov Bengkulu menilai solusi ini tidak hanya penting untuk menjaga keberlangsungan operasional pelabuhan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memperkuat perekonomian regional. Semua pihak diharapkan segera bekerja sama dalam merealisasikan program-program yang sudah direncanakan demi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian Bengkulu.